Jumat, 10 Mei 2013

OBROLAN

A: pernah dengar bagaimana wanita cemburu pada wanita lain??? ya, Res mungkin itu tindakan tepatnya...!!! 

B: Tapi semacam spekulasi tidak mendasar dan celoteh buruk sangka???

A: Bisa jadi ada pihak adu domba...

B: atau pikiran wanita semuanya memang begitu??? tapi gue kagak...!!! #nyengirkuda

A: Karena sebagian di diri elu itu Hati lelaki... #nyengirtanpadosa

B: Urusan rasa buat gue itu HAK ASASI MANUSIA...

A: Kebanyakan baca buku sosialis lu...

B: daripada elu, kagak pernah baca buku... paling serching di internet cocokin hasil bacaan gue sebelum elu aplikasiin ke Cewek lu...??? 

A: lu sarana gue buat tau banyak tentang kemunafikan wanita... 

B: tapi selama lu ada didekat gue elu gak dilanda penyakit jatuh cinta kan???

A: gak pernah gue kepikiran... elu lebih asik diajak temenan...!!!

B: gue setuju sama akal pikiran elu yang rada sinkron... 

A: tindakan elu sendiri yang ngasih jawaban, elu deket sama semua cowok tapi hati elu kagak... elu hanya asik mengobrol sama mereka... buat elu mereka sarana paling bagus untuk diajak shering tentang apapun... 

B: elu yang paling tau gue, sob... bahkan lebih dari temen wanita gue zaman SMA...!!!

INSOMNIA PALING KURANG AJAR


Kali ini aku merasa Insomniaku malam ini jauh sedikit berarti, karena ada seorang manusia yang lebih lama membuka matanya dan bercerita tentang dunianya, bisa juga aku ikut didalamnya. Dan entah kenapa aku merasa otak kanan kiri memupuk wajahnya semakin nampak jelas mengadopsi sebagian potret disegala sendi perdamaian. 

"Aku hanya ingin bicara itu saja tak lebih agar kau percaya" sentaknya digaris akhir saat aku mengecamnya terus dari tuduhan.
Sorot mata yang meisyaratkan keraguan masih nampak jelas menjelimetkan ratusan angka dipikiran, seolah otaknya habis terkikis dan terkonversi hanya untuk dapat bisa meyakinkan... Tapi aku masih tenang dalam berupaya menjadi penantang...
"Aku yakin otakmu masih penuh candu kegilaan, semenjak kita mengadu gelas dan seirama dalam tegukan"
Dan kau memapah matamu untuk menyaksikan kebodohanku yang paling purba selama aku mengenalmu... seminggu kebelakang yang paling gila, seminggu kebelakang yang paling tidak bisa dipercaya, dan aku hanya bisa bercanda meski aku merasa itu penutup luka, yang kemudian dijadikan penutup kepala untuk maju diarea perangnya. Entahlah, malam itu aku sedikit gila...
"Tak usah menjadi munafik, jika pada akhirnya kamu merasa bahagia" kata-kata itu terulang kembali membanjiri meja kerjaku untuk kutelisik beberapa arti didalamnya. Aku tak terima seolah dia makin brutal melontarkan kata-kata serupa demi membuat kesalahan ku yang kedua. Entahlah yang jelas malam tak memberikan ku kekuatan untuk bercekrama bersama ratusan amunisi yang telah lama mempersenjatai diri. Aku benar-benar gila malam itu...

Malam makin gila membuat nuansa, tak ada hujan orografis ditempat kita, atau angin laut yang merasuki pori-pori kulit para nelayan dipesisir pantai selatan dan utara, kita hanya mengadopsi ratusan suara jangkirik yang sesekali perlu didiamkan untuk memberi celah bicara. Kau kembali meraba kata dan bicara sedikit terbata, "aku hanya akan menjadi sebuah bentangan patahan, yang dalam kebingungannya antara harus turun kedalam dan naik kepermukaan"
Mataku tak sempat mengedipkan cairan agar tetap bisa menantang kegelapan...
Kau langsung menyerbuku dengan semarak suara camar ditengah lautan...
"Turun kebawah yang serta merta harus membuatku egois untuk membawamu juga masuk kedalamnya, atau naik kepermukaan untuk mengikhlaskan kamu tetap pada keadaanmu sekarang"
Mataku membesarkan lingkaran meski aku tau keadaan pupil tetap pada penyesuainnya dengan kegelapan... Entahlah aku terkesan...

Pada perbincangan yang sedikit menyiksa mata untuk dapat terpejam dan mengeluarkan macam-macam kotoran, aku tak berupaya banyak bicara dan menjawab semua perkataan. Kadang aku merasa menjadi kambing hitam yang perlu segera dibiarkan liar sendirian. Perasaan yang kerap kali datang secara fukluatif, membuat rongga dada makin kembang kempis dititik terbawah namun juga berjaya digrafik teratas. Yang jelas malam itu kamu makin ganas...

Perbincangan yang sesekali harus terputus, tak lebihnya celah berfikirku. Pun cara mendapatkan jawaban yang masih saja bisa ku endus... Menciumi segala kebohongan yang sesekali perlu juga aku jadikan tuduhan, merasai udara malam yang mengisyaratkan kedustaan, memuntahkan kebosananku pada setiap lantunan adam kebanyakan... Demi apapun aku menyaksikan alam begitu menuai kegoblokan...

Waktu yang berjalan biasanya, dari satu angka ke angka lain menempatkan jarumnya tepat pada sasaran. Kukira waktu akan juga dapat menyadarkan, namun kiraku salah belakangan ini... Otaku sedikit menumpul, hatiku dipenuhi bercak seperti besi yang karatan, dan jantungku bagai hentakan bass dikaki seorang pesumo amatiran... Aku dalam posisi tidak karuan...

Kulihat jam pada langit malam yang teduh, ku kira polusi cahaya yang akhir-akhir ini membuat bintang hilang pamornya sebagai hal paling dinantikan dalam kegelapan, dalam malam yang sedikit memberi ketenangan. Lagi, lagi aku salah mengira, otaku makin jauh merekayasa waktu yang kelagapan menemui siang... Suara burung yang selalu ramai bergosip dipagi jam enam, iya aku masih hafal ekosistem ditempatku... Ini bukan mimpi malam yang kesiangan, ini siang yang kutemui sebagai malam... Entah, setan apa yang membuatku bertahan dengan insomniaku, kukira aku mengulang lagi kebodohan yang dua kali dalam seminggu kebelakang ini, mataku mulai mengecilkan titik hitam didalamnya sampai kemudian tenggelam dalam riak gemuruh kemacetan dijalan pun perbincangan yang tak menemui tujuan...

Rabu, 08 Mei 2013

PROSA 21

tentang teori-teori kekekalan di dunia yang mengatas namakan TUHAN...
tentang sebuah anggapan yang luar biasa tak bersebab akibat di alam raya...
begitu cinta diterangkan menjadi aksara pengalaman yang paling dasar diraba manusia...
memberi peluang bentuk lain dari perasaan bereaksi dalam sel-sel otak yang juga membara...
kini aku dengan ribuan manusia yang sama mengembara, harus pula mengakui tentang waktu yang berjalan kedepan memberi angka dalam usia... memberi kesempatan bagi yang baru dan muda...
kini aku menyadari kebangkaanku... semacam kerak dasar samudera dan benua yang membentuk batuan baru, mengandung mineral yang entah sampai kapan akan bertahan dalam kerakusan otak-otak sebangsaku "manusia"
akh,,, teralu panjang berprosa... diusia ku yang dua satu... semoga aku tidak berada dalam kematian yang menjijikan didunia...!!!