Selasa, 23 Desember 2014

Nothing

Detik ini ada ratusan racun yang ingin bercumbu dengan nadiku. Mematikan saraf yang bercabang disegala sistem tubuhku. Mempermainkan tanpa mau berbagi alasan.
Pernahkan kita berjalan berdampingan? Aku rasa kita telah berhasil membasmi rasa bosan.
Diakhir tahun ini kita genap menjadi pasangan yang berjalan lebih dari empat tahunan.
Bahkan aku sempat mengingat setiap momen yang tak pernah kau berikan balasan. Iya bahkan tak ada gairahmu untuk bercumbu seharian bersamaku di perayaan.
Aku selalu bilang nanti juga akan ada saat dimana kamu membalas pesta kejutan yang hampir tidak kulupakan di sejarah hidupmu.

Kamu tau racun ini begitu ganas merampas segala keyakinan yang telah kurajut beberapa tahun.
Aku mulai lupa caranya bersabar dengan segala keegoisan. Aku meradang menjelma liar bahkan seperti kesurupan. Dan kamu masih tidak mengerti apa mau perempuan?.

Telah habis aku tawarkan kebaikanku bahkan menjelma malaikat yang tak pernah dipuja. Sedikitpun kamu tak pernah mau menyadari bahwa racun ini tak ada penawarnya.
Bahwa semua sistem tubuhku telah rapuh dan sulit sembuh.

Kita tak bisa terus begini. Bernegosiasi atau bahkan berdiskusi kita tak mampu. Kamu terlalu berambisi pada setiap kelihayaan mu membuat eanita jatuh hati. Tapi detik ini ratusan keahlianmu memenjarakan hati lenyap tak ada lagi. Aku bahkan mengerti rasanya tidak dihargai dan setiap kita berdamai dengan segala sifat bawaan semakin aku gila menahan amarah yang berkepanjangan.

Minggu, 30 November 2014

TERPENJARA SENDIRI

Titik dimana kita tidak peduli berbagi, menjauhi rontaan mimpi yang dikuasai ambisi, menelanjangi ratusan makna-makna yang ditulis rapi menjadi puisi. "Tidakah kamu mengerti? Aku ingin pergi dari penjara ini?".

Satu persatu waktu mengajarkanku sendiri melupakan mimpi yang tak bisa kukuasai. Celoteh dari berbagai tirani memaksa melucuti jati diri. Menelan ludah untuk kutukan paling kejam sepanjang tali ari-ari.

"Bosan aku mendengar dengkuran manusia pemimpi sepertimu", kali ini kata-kata itu keluar melesat tanpa peringatan sebelumnya. Menembus kedalam alam bawah sadar yang tidak bisa lepas dari obat ketakutan. Ratusan doa penawar dosa dalam ritual waktu para manusia bertuhan.
"Kalau begitu kembalikan aku pada ambisiku yang pernah kau hilangkan", aku tak tahan dengan negosiasi yang menyudutkanku pada kesabaran tak membuahkan hasil apapun.

"Aku tak heran jika kau tak pernah dapat kebahagiaan, sebab ambisi sudah melumpuhkan urat kepekaanmu pada yang sudah ditentukan". Kamu berpaling membelakangiku, seperti biasa menggantungkan amarahku di ujung sikap mengalah.

"Apa maksudmu?. Kau selalu pergi dengan tak memberi kepastian". Aku menahan gerak langkahnya yang lunglai.
"Sudahlah, selesaikan saja ambisimu sendiri, aku tak mampu mendinginkannya. Biarkan semuanya terbakar dan kamu akan tau sendiri"

Kamis, 16 Oktober 2014

MAHAR WANITA

Jika Mahar itu adalah harga sebuah wanita. Tak ada urusannya lelaki campuri urusannya. Sebab Tuhan memberi hak bicara jika itu terlalu berat dirasa. Dan menerima apapun itu adalah sudah menjadi kewajiban wanita. Karena wanita yang mulia adalah dia juga yang memaharkan dirinya untuk hal-hal yang berguna.

Selasa, 14 Oktober 2014

Kebosanan

Jika kebosanan mencapai titik paling dasar. Cukupkanlah untuk mengenang keindahan senja di ujung siang. Menanti iblis berjubah malam berkembang. Sebab berdamai dengan waktu adalah cara bertahan, cara mengantisipasi pikiran buruk datang, cara mengembalikan kata hati pada tempat yang semestinya ada. Karena kebosanan adalah jamur yang tumbuh subur jika di pupuk oleh tindakan yang keluar jalan. Dan mati jika tak disirami kebohongan.

Senin, 13 Oktober 2014

MENTAKDIRKAN PILIHAN?

Tidak bisakah kita lihat bentuk kebahagiaan?. Barangkali sebuah kebebasan otak mengasah fantasi yang mengasyikan? Atau bisa jadi para banci yang tidak punya pilihan mengganti jenis kelamin pada yang sudah ditakdirkan?. Mereka bentuk lain dari kebebasan atas pilihan?. Dan ratus juta manusia "pintar" mengasingkan...!!!. Membunuh mereka perlahan dari status sosial bernama kehidupan.

Tidak perlu diterangkan bahwa pilihan terkadang selalu bertentangan. Bukan berarti melawan Takdir Tuhan, sebab "memilih" selain dari aturan sudah pasti bertentangan. Jika benar kesuksesan berawal dari banyak pilihan yang dijalani, mengapa selalu ada tidakan "menghakimi" atasnya. Karena kita selalu punya hak atas sebuah pilihan dan punya kewaijiban diam atas pilihan seseorang.

MERBABU

Disini, kita hanya perlu mencari sugesti... Sebab ambisi hanya akan mengalahkan kita sekali jadi. Pada rumput-rumput berduri, pohon-pohon bunga abadi menjulang tinggi, serta luasnya bayangan hujan membentuk daratannya sendiri. Kita gunakan kehendak bebas untuk berbagi nafas dengan suhu dingin serta terik matahari yang tidak disadari. Membuli kulit, menampar-nampar pipi, membuatnya terbakar tanpa disadari. Yang kita perlu hanya sugesti bukan ambisi, sebab ambisi hanya akan membuat kota mati. Sebab alam bukan untuk ditaklukan, kita hanya meminjam sebagian energinya untuk bisa menyatu sampai pada titik dimana kita yakin bahwa itu adalah pilar tertinggi. Mengukur puncak dengan ujung jari...

BODOH

Hidup ini penuh dengan cocoklogi. Tapi bodohnya kita percaya begitu saja. Karena kebodohan adalah kebenaran saat manusia tak punya alasan menghakimi ilmu pengetahuan...

Kamis, 16 Januari 2014

POLA

Tidakah kita inginkan penasaran dibayar dengan kejelasan?.
Tidakah kita yang diam sebenarnya menguntai tali perasaan?.
Sebenarnya kita telah mendapati Tuhan memberi pertanda pada yang mengingat pola alam semesta.