Senin, 17 Desember 2012

Catatan Hitam Negeri Bernama INDONESIA


·      Jeruji kemiskinan yang semakin lugas tatihkan peradaban...!!!
lebarkan sayap dimuka sang penguasa kebijakan...
hingga bendera berdarah, selimuti kerangka-kerangka kebobrokan "sang pemegang kebijakan" dalam kursi kekuasaan...!!!
catatan hitam dari negeri miskin bernama "indonesia"
...02 April 2011)

·         Dan kuktakan pada dunia kini,
robekan bendera bangsaku pada sejarahnya
pada sejarah yang menghapus petaka, atau menambah neraka???
...(03 apriL 2011)
·         Ku hitamkan 'kau' pada permulaan UU. . .
Disetiap kebijakan adalah sampah-sampah pendustaan...!
...(04 april 2011)
·         Di pusat peradaban negeriku,
kau bangun menara kebijakan,
tempat tikus merajai gelandangan.
...(05 april 2011)
 

·         diantara kaum-kaum marjinal yang kau hitamkan...
dari daftar kebijakan perundang-undangkan....
hem,, di pelataran mereka melata
dalam lusuh tangan peminta...
...(06 April 2011)

·         bangsat berjabat....!!!
kenakan jas sebagai topeng maksiat....
pun dasi dengan cekikan yang tak pernah lepaskan rakyat...
hingga mati dalam sangkar sebuah kata "MELARAT"
...(mengomentari sikap seorng DPR)
...(08 April 2011)
  
·         ku rengkuhkan jemari ku dalam genggaman sebuah dendam....
hingga membatu keras dan siap tuk lepaskan pukulan...
aku ingin berontak pada kekuasaan tirani sebuah pemerintahan...
dan berkata "Hentikan...!!!"
pun ku kacaukan....!!!
...hingga aku kan tertawa lepas hinggap di sebuah pucuk kedamaian atas negeriKU...!!!
...(10 apriL 2011)

·         terjabarkan pada dunia sebuah daftar kemiskinan...
yang mempertontonkan adegan demi adegan sang penguasa...
sementra negeri ini hanya lusuh pada penantian akan tangan sebuah kebijakan...
dari tangan nya...!!!
...(12 apriL 2011)

DETIK INI DALAM KEADILAN

Detik ini, keadilan berjibaku dengan keadaan yang tidak surut dari pandangan...
mengalahkan bentuk kemanusiaan...

pada deretan undang-undang hukum keamanan...

semua berjibaku dengan masalah keamanan...
pada maling..

pada anak di jalanan...

pada sopir angkutan..

pada buruh kasar perkebunan...

pada gembel-gembel gelandangan...

pada keadilan yang mengatas namakan undang-undang peradilan....

pada semua yang bernama manusia...!!!

semua berjibaku dengan nafas-nafas kebebasan...
pada curhatan sang pemuka keadilan..

pada sang bapak di meja pemerintahan....

pada sang ratu di singgasana pemerintahan...

pada sang korup yang kurapan...

pada semua ketidakadilan di atas pendustaan perundang-undangan....

semua terlihat begitu bersemangat, 
pada pemangku keadilan yang berkeringat dingin ketahuan...

pada pelaku yang harap-harap cemas pada kebebasan...

pada santunan yang dianugerahkan banyak orang diluar gedung pemerintahan

Kamis, 29 November 2012

Cerita Pendek Tentang Bangkai dan Rintihan Hujan

Tentang alasan dari sebuah pilihan, kau terdesak mematikan lontaran... Kini kau terbaring sendiri menelan penyesalan... 

Kini, ruang dimana tak satu suara pun dapat terdengar kecuali hujan yang merintih pada dedaunan, kau masih tetap berada pada hampa kemunafikan...

Kejujuran yang pada akhirnya menyeretmu sendiri pada sepasang belati yang kutempatkan dimeja beraltar pemujaan...

Api perdupaan masih belum padam, sementara kemunafikan menalikanmu pada kepingan memori lama yg belum usai... 

Kau bangkit dr alam bangkai memuakan, taring cobra masih kau gunakan utk mencapai harapan, pun otak buaya berada pada dengkul paling dasar

Api perdupaan semakin membara diujung meja beraltar, sementara ruang pengap mulai kurobohkan, 


Dedaunan mencoba diam hujan berhenti dari rintihan, segudang kejujuran balutan kemunafikan tercurahkan perlahan


Bahkan dlm dengkuranmu, saat kau bermimpi masih pula ku temui kau dlm kemunafikan...


Tapi ketulian tak membuatku berhenti mendengarkan, karena disisi lain ada byk mata tak lepaskanku dr harapan...

Butuh Teduh untuk Bisa Mencium Air Matamu


Kita pernah punya cerita dan pernah juga tidak sengaja membuatnya ternoda. Kepercayaan yang dihakimi sebagian persen keangkuhan dari diri masing-masing. Membuatku membual tentang harapan yang tersusun rapih dan porak poranda berantakan.


Aku bertapa diantara dusta yang menerobos kejujuran dalam setiap angka-angka pembawa pilihan. Memang sedikit membuatmu mengerutkan dahi diantara butiran peluh bercucuran serta air mata yang mendampingi ketulusan. 


Aku terdiam diantara senja yang selalu kita saksikan di bibir batu karang garis pantai selatan. Kamu selalu menyadarkan tentang tak ada satu pilihan pun yang harus kuikatkan dalam genggaman tali yang harus kuputuskan. Kamu begitu membuatku meleleh dari keterasingan beberapa bulan kemarin. Tak satu celah yang kau biarkan kosong untuk terus menerobos relung penuh empedu terbakar. 


Aku marah, kamu semakin memerah. Aku diam kamu semakin dingin pasrah. Aku begitu menjadi mahluk terkejam dari segerombolan serigala yang memilih menyendiri dan bersikeras membela diri. Sementara hujan itu terus membuat dingin yang menggerayangi tubuh letih kehabisan kekuatan. 


Aku kalah membuatmu menyerah dari kekuatanmu untuk bertahan. Aku menyesal. Aku mencari kekuatan untuk bisa bertahan dari sisa-sisa keprcayaan. Dari sisa-sisa rasa yang lebih dulu kau jadikan harga mati untuk sebuah hubungan. "Masih kah kau ingat hujan yang kau tunggu-tunggu atas jawaban cinta dariku?" Tapi kemudian aku meminta teduh untuk segera membuatmu menunggu hujan kembali agar kau bisa tau isi hati.

Hingga akhirnya kau begitu mengerti jawabanku tak secepat kilat yang mengantam batang pohon kering disebrang pandangan kita. Kau menunggu dan akhirnya menjadi layu, tapi hujan kemudian menyegarkanmu kembali. Kau kejar aku dengan mata angin yang tak tau kemana titik akhirnya, kau meragu dan bisu untuk kesekian kalinya, tapi berkali-kali hujan membuatmu menunggu arti teduh untuk bisa membuatmu berlari kembali. Dan aku kalah mengalah pada pertahananku yang sendiri. Kamu menang sekaligus merajaiku tanpa aku mengerti arti sebuah mencintai. 

Lantas waktu menyusun bongkahan dari batu megalitik yang kau tanam terus menerus diawal tahun sepuluhan. Kau membuatkanku menara tertinggi yang sekaligus harus kandas sekali jadi. Hingga kau dapati aku yang sendiri dan menyusunya kembali. Matamu memerah, berair dan meleleh pada pundaku yang mulai berat menopang kesakitanku atas sebuah penyesalan. Dan kau berkata : "perlu hujan untuk bisa membuatku berlari kembali seperti dulu" dan aku menjawab : "dan aku hanya butuh teduh untuk kembali mencium air matamu"


Sabtu, 03 November 2012

Babi, Srigala dan MONYET bertaring Cobra


Lolongan anjing dipelataran menghabisi sebagian persen keberanianku bertahan... Terlalu miris memang babi hutan yang kesepian itu sendirian...

Ditolehnya dunia hanya sebagai perupaan api perdupaan disetiap sudut keyakinannya menemukan teman... Atau awal sebuah kenangan...

Beribu srigala berburu mencari makan, akal liar yg sembarang menempatkannya menyalahkan keputusan... Pilihan... Dan kenyataan..

Sementara babi hutan yg sendirian mengorek lubang cacing yg enggan muncul kepermukaan... Sampai kehabisan akal dan air dlm tangisan...

Masih tak dia dapatkan sbh pelukan mesra dri gudang ketulusan... Dia bersaembara bersama kebencian, melukai keputusan yg ingin dihancurkan

Srigala mengintainya dri semak ilalang liar berkabut... Dr sekian pohon cemara yang meranggas diri penuh kalut...

Beribu bahasa iblis ia lontarkan... Srigala kehausan... Liurnya habis jd tontonan pertunjukan kocak tertawaan...
Babi hutan menggeram, taringnya keluar... Ia lucuti baru ziarahnya kemudian lari memburu srigala bermata bintitan...

Srigala makin gila perupaan... Liurnya habis untuk sebuah adegan yg ia tertawakan... Babi hutan makin geram lari bersama kebencian...

Dan seekor monyet bertaring cobra mencoba menyadarkan sang babi... Dgn menyuntikan obat penenang dike2 pahanya yg tampak monyong...

Sementara srigala kembali kepelataran dgn hati yg berada dipuncak maar yg ingin meletuskan segala isi perutnya kepermukaan

Dgn akal monyet bertaring cobra, babi hutan mulai tau muka... Dia mencoba bercerita dan menangis dlm murka...
Akh, dasar monyet taringnya beradu dengan taring babi hutan dan mengeluarkan bisa cobranya ketubuh babi hutan yg kesepian...
Memang akal monyet mendekati akal manusia...!! Babi hutan sementara tidur dlm dengkuran, entah kapan ia sekarat akal monyet yg tau jawaban

Babi hutan bangun, monyet kelayapan... Srigala mengintai dlm celah pohon yg kurapan... Dia terheran-heran...

Monyet siap pasang akal, akal yg ditemukan dlm tengkorak manusia yg paling pintar... Srigala melolong, monyet gagap kesulitan...

Srigala menghindar, babi hutan siap jadi pemenang... Monyet kebingungan... Sekali lagi monyet bertaring cobra kebingungan...

Srigala pergi, babi hutan kerasukan... Monyet bingung dan meninggalkan babi yg kesepian...
mereka dibiarkan tanpa sebuah perlakuan, keyakinan, kenyataan... Monyet bertaring cobra memotong taringnya dan bersemedi di pelataran...

Akh, dasar babi, monyet dan Srigala... Ada-ada saja kelakuan kalian...!!!


Rabu, 31 Oktober 2012

KETIADAAN atau TIADA akhirnya MUSNAH juga


Dan pada mata tertutup aku menghela nafas yang kian meleburkan diriku dari ketiadaan yang kau cipatakan. Ketiadaan yang patut diyakini sebagai mahluk Tuhan.
Kemarau panjang dan musim penghujan yang bergiliran tanda adanya aturan yang dimainkan alam ini untuk menyambung kehidupan.

Adanya masa dimana zaman saling sambung menyambung membentuk peradaban. Kini dan lampau yang pernah ku jumpai dalam tata tulisan dibuku sejarah yang menceritakan proses hingga akhirnya ketiadaan.
Dunia ke-3 yang melaporkan seluruh kenampakan fenomena menyakitkan, tentang kelaparan yang datang kerap kali musim paceklik. Tentang kekurangan air yang tak mampu disimpan tanah untuk cadangan. Tentang air terjun yang jatuh atas sebuah patahan yang teramat panjang. Tentang musim dimana selalu berbeda antar kutub utara dan selatan. Tentang angin-angin yang selalu memberi kesan pada nelayan yang berlayar. Tentang badai yang Nampak indah jika tak menyisakan korban. Tentang semua yang berkata-kata di alam yang dia ciptakan.

Semuanya akan berproses dan kemudian mengulang kata ketiadaan dari semua penciptaan. Akh, Tuhan ku tak Nampak dalam perupaan yang ku bayangkan, namun tetap berdiri tegak dari sebuah keyakinan.
Tentang ayat-ayat yang jatuh untuk menegakan kebenaran, tentang hujan asam yang mungkin akan terjadi kelak saat bumi tak mampu menyeimbangkan. Tentang hutan-hutan yang berbicara pada pecundang atas penebangan liar. Tentang kayu gelondongan yang dihanyutkan ke sungai. Tentang mata dunia pertama yang berkeliaran. Akh, negeriku sudah porak poranda dan mungkin juga akan tiada.

Negeriku akan hanya tinggal cerita yang dibanggakan saat kita sudah jadi budak zaman. Zaman dimana hanya aku dan kaum sebangsaku berlinang air mata tentang kesakitan. Tentang liku hidup yang mencoba mengadopsi pada meander yang mengikuti arah patahan. Tentang gempa besar yang akhirnya membiarkan gelombang besar porak porandakan peradaban. Dan mungkin, semuanya akan tiada juga…!!!

Selasa, 30 Oktober 2012

Sederet tentang Manusia dan Cinta


Aku mencintaimu dengan cara biasa, Layaknya Manusia pada manusia... Maka dari itu aku begitu memanusiakanmu... Memanusiakan segala rasa yang dimiliki mansuia, tidak untuk jadi luar biasa tapi menjadi biasa atas nama rasa yang Tuhan cipta pada mahluk sebangsaku... Bernama "Manusia" 





Istilah Penghisapan atas manusia juga berlaku terhadap cinta. Terhadap org-org yang memuliakan cinta tapi dirinya mengingkari adanya kata setia. Terhadap mereka yang berupaya mengambil "gula" dari org-org yang menjunjung kata berlaku cinta. Dan menderita untuk mahluk bernama "manusia" 





Berbahagialah anda memiliki manusia dengan cinta yang biasa, yang diciptakan Tuhan sebagai pelengkap atas dasar kemanusiaan yang manusia... Manusia yang secara biasa berpikir untuk bertingkah biasa...!!! 


Rabu, 24 Oktober 2012

Patahan Lembang, Tanjung Layar dan Karang Hawu (Tugas MPG)

Foto-foto ini merupakan view permukaan bumi yang diambil dibeberapa tempat di Indonesia. Tempat-tempat ini tentunya menyajikan segala kenikmatan sang pencipta yang dibalut lewat keunikan morfologi serta karakteristik tempatnya masing-masing. Dan tentunya akan memberikan kesan yang berbeda.

Merupakan salah satu patahan yang masih aktif di jawa barat. Terlihat view cantik dari bawah dengan sebuah kolam besar tempat pemancingan ikan yang biasa warga jadikan untuk melepas penat. Ini merupakan salah satu bentukan morfologi alam yaitu kenaikan pada kerak bumi seperti apa yang dimaskudkan patahan itu sendiri.

Gambar: Patahan Lembang


Tanjung Layar, Merupakan salah satu bentukan marin yang terdapat di Pantai Sawarna, kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Banten. Berupa dua buah karang yang berada di tengah laut. 
Gambar : Tanjung Layar

Karang yang berbentuk seperti tungku tempat orang-orang tradisional biasa menggunakanya untuk masak ini merupakan salah satu bentukan marin didaerah pantai Plabuan Ratu, Jawa Barat. Orang-orang biasa menyebutnya sebagai "Karang Hawu". Terlihat ombak yang menyembur masuk kedalam batuan akrang dan kemudian keluar lewat karang yang ada diatasnya. 

Gambar : Karang Hawu Plabuan Ratu

note: Foto-foto ini diperuntukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Geografi (MPG). 

Rabu, 10 Oktober 2012

Mineral Emas Letakan diperairan BAYAH

Potensi Geologi Kelautan tentang kandungan Au dan Ag di sepanjang Pantai Bayah, Kabupaten Lebak - Banten, otak saya langsung ingat pada seorang bapak dan anak yang mendulang emas di pantai Basisir. Tak heran memang mereka mencari emas hanya dengan menggunakan alat seadanya, yaitu beberapa ember, handuk, dan alat dulangan kecil terbuat dari kayu. Ternyata inilah bagian dari KUBAH BAYAH yang menyimpan potensi sumber dayanya yang melimpah. 

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Geologi Kelautan, Mineral Emas letakan di perairan Bayah dijumpai dalam sedimen dasar perairan, pantai dan sungai. Emas letakan Bayah dari hasil analisis mineral butir terakumulasi pada sedimen pasir berukuran sangat halus (0,125 hingga 0,0625 mm). Hasil analisis bijih, kandungan tinggi Au dan Ag ( Emas dan Perak) berasosiasi dengan kandungan tinggi mineral magnetik. Dari kurva fluks gelombang sebagian pantai perairan Bayah memiliki kcenderungan akresi akibat proses sedimentasi aktif yang membawa emas letakan. hasil penelitian diketahui kadar Au 0,4 - 1,8 ppm Ag, 6,8 - 7,8 ppm, Fe 38,54-48,64 dan Cu 17-18 ppm. 

Proses pengambilan Emas yang kebanyakan dilakukan oleh warga sekitar ini masih sangat tradisional, hal itu bisa dilihat dari penggunaan alat yang digunakan. Dari hasil perbincangan yang sedikit dengan para pendulang di pantai basisir setahun yang lalu ini. saya dapatkan pula beberapa Foto proses dari mulai pemisahan pasir sampai pada proses pendulangan. 


Ini merupakan proses pemisahan pasir yang lebih halus dari pasir yang lain. Dengan menggunakan handuk pada alas bawahnya. sehingga pasir akan menempel sementara air akan merembes lewat handuk dibawah. selain handuk alas bawahnya juga bisa menggunakan kain yang bisa menyerap air
posisi dibiarkan miring agar air cepat terpisah dari pasir. 
setelah pemisahan pasir yang dilakukan dengan menggunakan handuk ,
maka proses pendulangan pun dimulai dengan sedikit demi sedikit.


pasir yang telah dipilih dan ditempatkan dialat pendulangan kemudian diremas-remas.


kemudian didulang dengan menggunakan sedikit air dan terkadang menggunakan
 cairan air raksa (kuik) sebagai pengikat emas.


penggunaan air raksa sebagai pengikat logam.

menuangkan logam yang berhasil diikat oleh air raksa kedalam air. 

Kamis, 20 September 2012

TUHAN Singa, Penjaga, dan Hutan Larangan

Keridakberdayaan adalah kelemahan, menguji sebagian kekuatan yang terencana bukan berarti begerak sendirian. Masih ada kekuatan-keuatan lain yang telah digariskan bernama Penakdiran. Siapa yang untung dan direncanakan Tuhan untuk memperoleh kemenangan maka dialah pemilik kejayaan.

Karena hidup bagaimana soal pertarungan dan pertahanan. Menemukan kata-kata berparuh yang memotivasi kekuatan dari dalam jiwa yang kehausan akan perubahan. Hidup soal bagaimana merebut untuk mempertahankan kepemilikan atau bisa pula meradang ganas menerkam yang mengusik kejayaan. Karena disini hukum rimba sekalipun berlaku atas nama Pertahanan dan Kemenangan.

Semua perjalanan adalah proses kelayaakan manusia yang sebelumnya telah bertarung dari 500.000 sel untuk menempatkan diri pada sebuah tempat bernama “Kehidupan”. Menempatkan diri pada perantara hidup bersama kekuatan terhebat untuk sampai pada sebuah persaingan yang sebenarnya. Yaitu bernama “Dunia baru untuk sang buah hati” yah, Bumi….

Persaingan telah dimulai sejak zaman manusia belum tau bagaimana mengukir peradaban dengan tangannya kelak, yang jelas Tuhan dengan maha kekuatan adalah celoteh perupaan yang tak berupa untuk dibayangkan. Tuhan tetap dalam genggaman sebuah keyakinan, meyakini bahwa persaingan ini pun tercipta karena sebuah penakdiran yang Dia rencanakan.

Dari semua anggapan yang dilontarkan ada gejolak retorika alam bawah sadar tentang terkaman sang singa belakangan ini yang semakin ganas. Entah apa yang menyebabkannya begitu berambisi mempengaruhi sebagian ekosistem hutan larangan. Tapi kutafsirkan sendiri ini adalah proses dimana slektifitas dijunjung tinggi untuk menentukan pemimpin kekuasaan. Penguasa segala raihan yang dicita-citakan kelak untuk masa mendatang.

Keterjagaan, kelestarian, keasrian semuanya tetap terjaga dalam balutan yang bernama kelembutan. Singa itu tak tau caranya bertahan dikalangan yang sensitive perlakuan namun kekuatannya mampu mengalahkan kelembutan sang penjaga yang berusaha keras berlaku dengan kasih sayang.
Karena hidup ini terlalu keras untuk dapat perlakuan keras, sudah saatnya kepekaan digunakan untuk mengubah keadaan. Jangan salahkan jika Tuhan berkata lain, karena kekuatan itu sudah jelas akan meruntuhkan segala kejayaan jika Dia menginginkan.


Selasa, 11 September 2012

TAK SEMULUS WAJAH POLESAN RUPIAHAN

kondisi jalan Bayah - Cikotok
doc: Ty_PHOTOgraphy

“Menyusuri jalan yang berkerikil tajam, itulah kehidupan. Suka duka dalam setiap perjalanan” Kata-kata ini rasanya kurang tepat jika disandingkan dengan jalanan rusak didaerah ini. Daerah dengan tingkat mobilitas masyarakatnya yang cukup tinggi. Jalanan ini seperti jalanan yang tidak berpenghuni. Artinya tetap dibiarkan rusak tanpa adanya perbaikan atau bahkan pernah ada perbaikan namun tidak mampu bertahan dalam baik perupaan??? Hahehoh…

Jalan yang menghubungkan Kecamatan Bayah dengan Kecamatan Cibeber ini adalah salah satu contoh minimnya perhatian Pemerintah terhadap infrastuktur yang menunjang mobilitas masyarakatnya. Buktinya beberapa tahun jalanan ini tidak pernah mulus (mungkin semulus wajah ibu-gub kita). Padahal jalanan ini sering digunakan oleh para pejabat untuk berkunjung ke kampung adat Cisungsang yang terkenal dengan Upacara adat Seren Tahunnya. Mungkin si ibu tidur pas melintasi jalan ini, atau saking bagusnya mobil sampai tak merasa kalau melewati jalanan rusak parah…!!! Hahehoh….



gambar Debu yang dibawa oleh kendaraan
doc: Ty_PHOTOgraphy
Jalanan ini biasa digunakan oleh para pengendara roda dua ataupun roda empat yang hendak beraktivitas. Terkadang saya sering mengeluhkan jalanan yang rusak parah ini, karena jika melewati jalanan tersebut debu dari jalan akan banyak bererbangan dibawa oleh kendaraan. Al hasil selama sering melewati jalanan ini “sakit” yang disebabkan debu kotor yang masuk lewat pernapasan bergolak dalam tubuh yang penyakitan. (untung saya tak terjangkit penyakit TBC)….!!! Hahehoh….

Sempat melihat beberapa kali plang perbaikan jalan berada ditempat ini, namun hasilnya tidak pernah saya rasakan. Jalanan tetap buruk perupaan, sulit dibedakan mana setelah perbaikan dan mana sebelum diperbaikan. karena perbaikan pun mungkin tak akan semulus wajah polesan RUPIAHAN....!!!



Ty_Poems 

Garis-garis pembatas jalan dalam pembangunan, adalah kepunyaan kami yang haus perbaikan…
Bukan anda yang selalu berkata “memperjuangkan”
Lama kami selalu berada dalam kehausan…
Haus akan jalanan bagus untuk mencari rupiahan, Karena diotak kami sekarang hanya bercapkan kesejahteraan…
Sejahtera yang selalu berada dalam bual perjanjian, saat suara kami jadi barang mahal yang diperdagangkan…
Akh… ingin rasanya kami tanyakan berapa besar rupiahan yang kau pakai untuk memuluskan wajah di ruang kecantikan…
Atau seberapa besar kau beli kain meteran untuk jahit baju pesta kondangan…
Terlalu singkat memaparkan keangkuhan kami dimeja PERSIDANGAN….!!!



Rabu, 05 September 2012

67 TAHUN MERDEKA MASIH SAJA MENDERITA


Bencana  sosial yang dialami Indonesia, seakan tidak ada habis-habisnya. Kemiskinan dan kemarjinalan yang sering menjadi potret di pinggiran ibukota dirasa belum pernah ada habisnya. Tidak hanya itu kemiskinan di pelosok-pelosok negeri ini makin menajamkan pertanyaan “becuskah pemerintah mengurus rakyatnya?”.
Selama ini permerintah hanya menjadi orang nomor satu yang dikenal oleh lebih dari dua ratus juta jiwa rakyatnya, namun sebaliknya pemerintah tidak mengenal bagaimana kondisi rakyatnya. Ini adalah cerminan bagaimana Negara yang selama 67 tahun merdeka masih tidak mampu merasakan hidup bebas.

Menapaki kemarjinalan Indonesia, begitu banyak ditemukan bagaimana arti pengorbanan para pahlawan saat melawan penjajah begitu tidak berharganya. Angan akan sebuah kemerdekaan adalah bukti perjuangan pahlawan terdahulu untuk memperjuangkan kehidupan yang layak setelah meraih kemerdekaan.
Angan hanya lah sebuah angan yang akhirnya harus terbayar dengan tumpahan darah yang mengenaskan. Mati meninggalkan anak dan istri dikehidupan yang akan datang, mati pada permulaan sebuah nama “kemerdekaan”. sudah lah… yang terjadi memang begitu adanya, tanpa ada penyesalan yang tergores untuk arwah-arwahnya.

Sebuah kehidupan, memang akan merasakan bagaimana proses itu berputar. Namun tidak begitu dengan sebuah Negara yang selama 67 tahun hanya dihadapakan pada masalah sosial yang berkepanjangan. Kemiskinan, konflik pertikaian, kebodohan, Korupsi, Ketidakadilan, Hukum yang tak sejalan dengan kebenaran, seakan selalu menjadi ruang terbuka untuk sederet surat kabar pemberitaan. Di semua media massa hampir selalu menyajikan pemberitaan dengan tema kemiskinan dan kemarjinalan masyarakat Indonesia. Hmm… namun rupanya permasalahan negeri ini terlalu banyak untuk disajikan. Dan selama itu pula tanpa ada perubahan untuk menyelesaikannya.

Kemiskinan menjadi potret Indonesia yang sangat menghawatirkan. Dimana-mana pengemis makin bengis menjajaki pingiran jalan, pemukiman kumuhpun makin menjejali pinggiran gedung-gedung perkantoran. ini potret yang mungkin bisa dijadikan dampak dari adanya pemerintahan yang salah kaprah untuk menjalankan amanat para pahlawan yang telah berhasil merebut kemerdekaan.

Bukan tidak mungkin, kemerdekaan yang kita rasakan hampir setengah abad lebih lamanya itu hanya dijadikan formalitas sebuah Negara saja. karena buktinya sampai saat ini pun “kemerdekaan” tidak pernah kita rasakan artinya. Dan perjuangan para pahlawan kita hanya segudang cerita dibuku sekolah Dasar saja bahwa kita telah menang berperang melawan penjajah untuk kata “Merdeka”.  

Minggu, 03 Juni 2012

AKU SUDAH GILA, TUHAN ASIK BERCANDA

Aku adalah puing sisa peradaban yang menang kemarin,
Dan kini tinggal sebuah keharusan yang dipermainkan oleh takdir sendirian,
Sementara kelatahan jadi keangkaramurkaan yang dibanting jauh keluar kehidupan,
Dan kembali mencakup semua bibir-bibir radangan…

Aku tak bisa keluar atau lari meninggalkan semuanya,
Tuhan sudah begitu gila memenjarai kebebasanku,
Kedewasaan yang sudah kurencanakan sedari dalam kelemahan,
Kini menantangku dengan bangkai-bangkai kealfaan,
Sungguh tak bisa ditafsirkan oleh tangan memegang dendam,
Panasnya masih terbayang untuk melemparkan sebuah radangan yang terus berisik dikerongkongan

Aku sudah gila… TUHAN pun demikian…
Membombardir segala raihan diatas ketakutanku sendirian…
Aku sudah gila… TUHAN asik bercanda…
Dan bernada “ini cobaanku, nak..”
Akh, aku masih meradang kelatahanku sendirian…
Sementara senja makin mendekati urat syaraf
Mega makin condong menggarisi kulit kening yang garing
Dan TUHAN masih saja bercanda sendirian…

__Hidup kadang tak mengartikan apa-apa, hanya sebuah perjalanan dalam peraihan yang dinantikan dimasa yang akan datang. Sebuah kehidupan akan terasa lebih bermakna ketika kita mampu mengetahui setiap langkah yang dijajaki menyimpan pesan sebagai perencanan, pertimbangan, peraturan, dan lainnya. Semuanya menentukan kita di kehidupan yang akan datang.

Tidak pernah dibayangkan sebelumnya, usia menggerogoti sebagian keringat muda yang menyimpan semangat besar. Berapi-api untuk sebuah raihan yang didambakan. Untuk sebuah kehidupan yang diinginkan tentunya. Namun semuanya mengelupas seiring kulit-kulit ari yang kepanasan. Menua, dan hanya menunggu jalan penakdiran TUHAN saja kemudian.

Seiring penjajakan pada larik-larik yang terlintas, pada kertas-kertas bekas penuh tulisan yang teringkas, ada nada harapan yang selalu dipanjatkan setiap doa mengepul dari tempat pemujaan. Tempat semua orang berlemah-lemah pada kejayaan TUHAN. Dan disini kehidupan ditentukan oleh sebuah kepercayaan. Kepercayaan pada penakdiran TUHAN.

Pernah ku tanyakan pada hati yang dibuatkan Dia untuk dapat merasakan, mengapa penakdiranku selalu saja bukan yang kuinginkan??? Selintas aku gila menanyakan pertanyaan itu padanya, tapi itu pengaduan yang selalu terpanjatkan dalam altar pemujaan.
Bukan ku berontak pada setiap alur yang telah ia tentukan untukku, hanya saja keinginanku merasakan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan. Tentang kenyamanan sumber kebahagiaan. Belum aku dapatkan itu dari setiap perlintasan yang aku singgahi.

Bahkan kini aku gila untuk mengecup kehancuran pada setiap perjalanan, menemukan bangkai-bangkai kenangan yang kian habis menggerogotiku. Tak ada kesan yang kudapatkan, hanya pengorbanan yang selalu dipuja-puja untuk dapat balasan. Buktinya tak aku dapatkan….!!!

“semoga TUHAN masih Punya peran, aku pun demikian memerani sebuah jalan cerita yang berakhir bahagia”

Jumat, 13 April 2012

Catatan Suram hari ini_(Keberadaan, Perhatian, dan ketulusan)

"Mengerti seseorang memang tidak mudah. namun setidaknya kita sudah belajar mengerti orang lain", itulah yang sering saya dengar dari salah satu manusia yang paling ingin dianggap keberadaannya. 
Tapi bagi saya mengertikaan seseorang tidak semudah yang diucapkan. terkadang kita harus mengalah untuk dapat mengerti keadaan orang. Meski sakit dan tidak menyenangkan, namun itulah bagaimana kita beusaha untuk belajar bagaimana sebuah pemahaman lantas di bentangkan pada umur yang baru kisaraan 20'an. setidaknya itu yang saya alami sekarang ini.

mengertikaan seseorang adalah hal yang menyebalkan, karena belum tentu bentuk pengertian kita terhadap orang tersebut mendapat respon yang baik pula terhadap apa yang kita lakukan. Hal itu hanya akan menjadi kekonyolan, tentang bagaimana feedback yang diharapakan. kita berharap berbuat sesuatu kepada orang lain akan mendapatkan balasan pula atas apa yang pernah kita lakukan. Dan pada akhirnya semuanya menjadi  "Harapan yang hanya menjadikan manusia Dungu akan penantian" maka jangan pernah berharap pada penantian yang belum tentu dapat kepastian. 

Tapi yakinlah, bahwa dibalik semua tindakan masih ada hal yang kita pahami dari apa yang kita lakukan sebagai pilihan untuk bertindak. setidaknya kita jauh akan lebih paham bagaimana seorang menilai keberadaan. dan keberadaan yang saya tafsirkan hanya bertindak pada apa yang telah ada dan memiliki tempat yang berbeda dengan kebanyakan yang dikenalnya. setidaknya kita belajar lebih bijak tentang ketulusan. Dan mengerti bagaimana orang memposisikan seseorang dari kita yang hanya punya harapan. 

"satu hal yang menjadi pelajaran bagi saya... bahwa keberadaan, kebaikan, dan perhatian... adalah hal yang paling ekstrim yang memaksa kita mengartikan ketulusan. karena perwujudan itu belum tentu mendapat perhatian"

pernah berpikir pada bagaimana orang menganggap keberadaan kita. ketika kita selalu ada di tengah-tengah mereka, mengisi setiap laju perdebatan yang mereka isi dalam derai perbincangan di tengah malam atau pun siang yang kepanasan. Kita selalu berfikir bahwa mereka telah menyadari keberadaan kita. Menyadari segala tindakan yang kita lakukan yang membuatnya mengerti semua tentang alasan kita melakukan hal yang demikian. Tapi satu hal yang harus kita tekankan, keberadaan kita bukan pada perwujudan kita yang selalu terlihat oleh mata-mata mereka. Bahwa keberadaan akan ada ketika mereka merasakan suatu 
ikatan yang berbeda. Entah ikatan kekeluargaan, ikatan perasaan, pertemanan, dan banyak lainnya.

Jadi, sebaiknya kita tidak berfikir orang lain  menyadari keberadaan kita karena apa yang telah kita lakukan. Karena tidak semudah itu pula kita mendapat perhatian. dan Mulailah belajar bagaimana mengerti akan seseorang, hingga pada akhirnya kita tahu apa arti ketulusan menyadari keberadaan seseorang dari apa yang mereka lakukan. Bukan pada apa yang kita rasakan....!!!

Ty_Poems (Keberadaan, Perhatian, dan ketulusan) 13/4/12




Selasa, 27 Maret 2012

Wajah Tua wajah Menderita

pengemis tua terlihat mengambil batu
dan hendak melemparkannya.
sumber : Ty_PHOTOgraphy
Wajah tua yang renta… Wajah penuh derita…
Wajah-wajah milik yang muda yang tak mampu berkata…
Bukan karena tak punya kata…
Bukan juga tak ingin bicara…
Mungkin saja terlalu rumit untuk hanya sekedar menerka-nerka…

Wajah tua yang renta…wajah penuh derita…
Terasingkan bukan dari pandangan kita…
Bukan pula dari pandangan dia yang bertahta…
Akh, teralu rumit kalo hanya sekedar menerka-nerka…
Yang muda kita… yang muda mereka…
Yang tua menderita… yang muda asik bercanda…

Wajah tua yang renta… wajah tua yang menderita…
Sekali lagi saya berkata, mungkin sulit kalo hanya sekedar menerka-nerka…
Yang tua marah, tangannya berkata-kata… matanya sangar bicara…
Dan kali ini ku tegaskan… yang tua itu yang menderita…!!!

Pasal 29____??????



ilustrasi
sumber : Google













Jika negeri ini sebuah pemaparan pemaksaan,
Maka bualannya adalah sandiwara perundang-undangan,
Membual diantara deretan baris-baris perpasalan
Yang lugu dengan semboyan kebebasan,

PASAL dua Sembilan,,, yang menjadi dasar pemikiran,
Sama sekali jika tertapsirkan dari buku tebal milik para pemikir,
Tak semacam itu memberi penjelasan,
Adalah sebuah prosa yang tak berujung memaksa,
Lantas dari mana mereka berpijak..??
Dari daratan luas pembebasan atau malah ujung aksara yang hanya menjadi tulisan??

Alah…!!!
Kupikirkan itu terlalu dalam, membumbung menjadi keatheisan para pejuang agama???
Hiak…. Salah besar…!!!                              
Terjabarkan sudah bahwa naluri ini adalah sebuah kebebasan,
Kebebasan yang sampai saat ini menjadi muslim yang tak panatikan,
Aku adalah aku dengan semua agama dalam genggaman…!!!
Hingga akan mejadi muslim yang sempurna dimata TUHAN…!!!
 
(catatan_ untaian manis dr sapaan terhangat di meja perdebatan)
01 april 2011

Senin, 19 Maret 2012

Boneka - boneka Peradaban Jajahi TUHAN…


ilustrasi
Sumber: Google
Ku yakin negeri ini menangis ketika ujaran yang selalu membinar dimata khatulistiwa lenyap dalam perdebatan,
Perbedaan yang selalu kering kerontang ketika jemari-jemarinya selalu hilang dalam pembantaian sektarian,
Lantas jiwanya menaruh dendam pada semua penafsiran,
Tentang keharmonisan yang tercampakan,

Indonesia kini bukanlah jiwa yang akan haus selalu oleh darah-darah pembantaian,
Namun pertikaian yang rukun dalam sebuah akhir dimeja perdebatan,
Pun Dalam memori ingatan sosok-sosok pejuang, yang terkutip dalam untaian “persatuan”
Tak terjabarkan semuanya… tak sama sekali…..
PLURALISME,,,, bukanlah sebuah warna???
Warna dimana saat jiwa tergenggami, mendali waktu akan berikan apresiasi…
Tapi tidak dengan sekarang… saat jiwanya harus lepaskan tanah-tanah suci demi genggaman kemenangan…

Huhhh,,,, trus TUHAN ngomong apa???
Ketika boneka-bonekanya menjajahi-NYA dengan seribu dugaan…!!! wahahaha


(catatan_ untaian manis dr sapaan terhangat di meja perdebatan)
01 april 2011



Jumat, 16 Maret 2012

WAJAH-WAJAH

gambar: wajah-wajah menderita
sumber: google
Wajah-wajah penderitaan bekas pendustaan... 
Wajah-wajah kasar bekas pelampiasan kekerasan... 
Wajah-wajah bergemetar penuh ketakutan... 
Wajah-wajah ketuaan penuh beban kekeriputan... 
Wajah-wajah muram penuh kesedihan... 
Wajah-wajah meradang penuh kemarahan... 
Wajah-wajah terluka penuh kesakitan... 
Wajah-wajah tak terpedulikan... 
Wajah-wajah yang bengis oleh tangisan... 
Wajah-wajah yang sampai detik ini hanya terdiam...!!! 

Wajah-wajah dari daratan afrika, dari daratan asia, dari daratan yang terpinggirkan.. 
Wajah-wajah penuh penderitaan... 
Wajah-wajah penuh kesakitan... 
Wajah-wajah menahan tangisan...!!! 
Wajah-wajah kelaparan...!!! 
Wajah-wajah kemiskinan...!!! 
Wajah-wajah penginaan...!!! 
Wajah-wajah yang hanya diam kesepian... 

Wajah-wajah jauh dari penglihatan... 
Wajah-wajah jauh dari pandangan... 
Wajah-wajah jauh dari sapaan... 
Wajah-wajah jauh dari sentuhan... 
Wajah-wajah yang tak terjamah...!!! 

Akh, begitu banyak wajah yang suram... 
Wajah yang terdiam... 
Wajah dekil 
Wajah yang jauh dari sentuhan... 
Wajah-wajah bentukan penderitaan...!!! 
SHIT... Wajahku dan semua wajah-wajah itu saling berhadapan...!!! 
Kurasai semua wajah ada pada wajahku....!!!