Keridakberdayaan adalah
kelemahan, menguji sebagian kekuatan yang terencana bukan berarti begerak
sendirian. Masih ada kekuatan-keuatan lain yang telah digariskan bernama
Penakdiran. Siapa yang untung dan direncanakan Tuhan untuk memperoleh
kemenangan maka dialah pemilik kejayaan.
Karena hidup bagaimana
soal pertarungan dan pertahanan. Menemukan kata-kata berparuh yang memotivasi
kekuatan dari dalam jiwa yang kehausan akan perubahan. Hidup soal bagaimana
merebut untuk mempertahankan kepemilikan atau bisa pula meradang ganas menerkam
yang mengusik kejayaan. Karena disini hukum rimba sekalipun berlaku atas nama
Pertahanan dan Kemenangan.
Semua perjalanan adalah
proses kelayaakan manusia yang sebelumnya telah bertarung dari 500.000 sel
untuk menempatkan diri pada sebuah tempat bernama “Kehidupan”. Menempatkan diri
pada perantara hidup bersama kekuatan terhebat untuk sampai pada sebuah
persaingan yang sebenarnya. Yaitu bernama “Dunia baru untuk sang buah hati”
yah, Bumi….
Persaingan telah
dimulai sejak zaman manusia belum tau bagaimana mengukir peradaban dengan
tangannya kelak, yang jelas Tuhan dengan maha kekuatan adalah celoteh perupaan
yang tak berupa untuk dibayangkan. Tuhan tetap dalam genggaman sebuah
keyakinan, meyakini bahwa persaingan ini pun tercipta karena sebuah penakdiran
yang Dia rencanakan.
Dari semua anggapan
yang dilontarkan ada gejolak retorika alam bawah sadar tentang terkaman sang
singa belakangan ini yang semakin ganas. Entah apa yang menyebabkannya begitu
berambisi mempengaruhi sebagian ekosistem hutan larangan. Tapi kutafsirkan
sendiri ini adalah proses dimana slektifitas dijunjung tinggi untuk menentukan
pemimpin kekuasaan. Penguasa segala raihan yang dicita-citakan kelak untuk masa
mendatang.
Keterjagaan,
kelestarian, keasrian semuanya tetap terjaga dalam balutan yang bernama
kelembutan. Singa itu tak tau caranya bertahan dikalangan yang sensitive
perlakuan namun kekuatannya mampu mengalahkan kelembutan sang penjaga yang
berusaha keras berlaku dengan kasih sayang.
Karena hidup ini terlalu
keras untuk dapat perlakuan keras, sudah saatnya kepekaan digunakan untuk
mengubah keadaan. Jangan salahkan jika Tuhan berkata lain, karena kekuatan itu
sudah jelas akan meruntuhkan segala kejayaan jika Dia menginginkan.