Senin, 06 Februari 2012

dari MATA SEORANG JELATA


Kali ini, dimana setiap detiknya adalah guncangan mental keasingan dalam kepribadian. Setiap alur perjalanan yang dihakimi oleh nasehat besar punya peran. Aku menggoreskan noda disekian pijakan yang mengukir keadaan. Dan kini aku terpuruk mengalahkan kesadaran.
Kesadaran tentang satu hal, yang pada dasarnya tidak bersemayam dalam jiwa. Melukiskan pemikiran-pemikiran yang melintas kemudian menjadi terjemahan dalam uraian kata-kata biasa. Lantas terbiasa dengan segalanya, pun coba luruskan semuanya namun tidak Nampak jua. Aku masih tetap berusaha meyakini segala yang ada dalam diri ini, sampai tiba waktu berdua aku bersama Tuhan dalam keadaan yang membahagiakan.

Hidup memang perjalanan mengadopsi alur dan peran yang di ciptakan tuhan. Mengawali dengan sebuah tangisan pertama saat angin dunia mulai menerpa raga mungil punya nyawa. seiring detakan jantung yang berdenyut dengan nadi disebelah kanan tangan, urat-urat keperkasaan diri yang liar menantang dunia luar, dengan kaki tangan yang masih sangat ringan menggenggam.
Hidup memang mengukir sejarah lewat umur yang bertambah, setiap detikan waktu yang mengalun dan meninggalkan kenangan yang terlewatkan bersama kejenuhan, kebahagian, kesedihan, keputusasaan, kemarahan, kekonyolan, dan masalah rasa yang lain demikian banyaknya dilimpahkan tuhan sebagai sifat manusia normal. Terus menerus bergantian bagaikan memusiman yang selalu bermanja dan berdebat dengan keadaan, dan terlepas satu persatu saat Nampak bunga-bunga bermekaran. Fase akhir semua masalah rasa yang di alami dalam kehidupan.

Dunia begitu cepat berubah, namun matahari dan segala yang disinarinya masih tetap begitu tidak berubah hanya saja sifat alamiah yang sudah semakin meronta-ronta pada keadaan. Bertambah tua, bertambah lapuk, bertambah kusam, rapuh, kemudian habis terkikis… dan punah sudah. Segala kenampakan dan kejelasan yang terlihat perlahan-lahan mulai hilang, musnah, entah kemana pergi dan berpindah pada kehidupan lainnya. Hanya segelumit pertanyaan tidak sepatutnya dibicarakan dalam perbincangan yang kemudian berdebat bersama masalah rasa di jiwa.

Detik ini, saat usia semakin meronta minta penjelasan pada jiwa, tentang pemberian dan karya terkemuka yang tercipta. Jiwa masih saja sulit menjawab pada keadaan dan pada waktu yang melintas terlalui. Sebongkah dasar masih saja belum terdapatkan, sementara kemajuan-kemajuan dari zaman terus-terusan menggrogoti masanya.

Dunia sudah hilang kendali, menghilangkan setiap ketidak wajaran di berbagai segi kehidupan menjadi hal yang sudah terbiasa dan diwajarkan. Seakan peradaban yang dulu termuliakan tidak menghilangkan sesuatu kesan apapun di masa sekarang. Masa di mana orang lebih unik menggarap keadaan, semakin banyak peran, semakin banyak argument, semakin banyak lelucon dalam pentas seni perpentasan.

Dari semuanya aku hanya diam dan kemudian berbisik minta penjelasan….!!!

pada setiap argument yang kutemukan, alasan dan alasan terus berdatangan mengundang seuntai perkataan yang terontar mesra mempertanyakan. Ternyata takdir memang selalu menghantamku untuk diam dan bejalan mengikutinya sesuai maunya.

Ini dunia, dan aku merayap menjadi piguran dalam setiap perkisahannya…..!!!
Menjadi kejelataan dari berbagai manusia di luaran…!!!
text-align: justify;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar