Bau menyengat, kumuh, menjijikan,
dan sangat tidak mengenakan itulah kesan pertama yang saya rasakan saat
menginjakan kaki di sebuah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di kabupaten Subang,
Jawa Barat. Ini kali pertama bulu tubuh saya di buat berdiri oleh bau yang maha
dasyat dari gunukan sampah yang menumpuk membentuk gunung-gunung plastik. “Yah…
terlihat sampah plastik mendominasi…!!!”. Hampir sesekali saya mencoba bernafas
dan kembali menahannya, begitu seterusnya sampai kemudian saya merasakan mual
dan pusing menyerang setelah sekian menit saya mencoba bertahan dengan keadaan
itu. “Hmmm.. ternyata saya perlu adaptasi untuk menyesuaikannya”.
Beberapa pemulung yang mencari sisa dari tumpukan sampah sumber: Ty_PHOTOgraphy |
Dua anjing sedang mencari makan. sumber: Ty_PHOTOgraphy |
Suasana nampak selayaknya pasar,
dimana orang-orang sedang mencoba mencari barang yang dibutuhkan atau disukai
dalam tumpukan barang lainnya. Jelas, interkasi pun membingkainya. Dimana
semuanya tertata dalam sebuah potret yang meyakinkan saya bahwa inilah sebuah
rutinitas kehidupan. Membentuk sebuah komuitas baru “komunitas persampahan”.
Seakan memberi gambaran keadaan manusia-manusia konsumtif yang pada akhirnya
membuat lahan yang cukup luas itu dijadikan akhir sisa pembuangannya yang tak
berguna. Anjing, Burung, Lalat, dan beberapa serangga lainnya tak mau
dipisahkan dari sebuah komunitas itu. terlihat tidak ada sebuah persaingan
dalam merebutkan aya yang mereka saling temukan. Dan hanya berupaya untuk
segera mengenyangkan perut-perut keroncongannya.
Satu persatu truk berwarna kuning
berdatangan seolah seperti angkutan penyuplay barang, yang mencoba mengisi
kekosongan barang-barang kebutuhan sang pencari sisa. para mencari sisa pun tak
mau kehilangan moment, mereka mengerumuni truk tersebut dengan alat panjang
terbuat dari besi (gak tau namanya…) dan tentunya sebuah karung yang siap
memasukan apa saya yang ditemukan.
“Semakin padat dunia oleh
manusia, semakin luas pula ruang untuk menampung sisa pembuangannya. Tak bisa
terurai dengan mudah, dengan hanya beberapa tahun saja”.
Foto bercerita?. Cocok untuk yang suka fotografi dan menulis blog
BalasHapusmencoba untuk lebih peka terhadap apa yang kita liat...
Hapus